Aku berharap seseorang akan memelukku

Kontrol Com <Park Sung-ho>

Gravatar

Kontrol Com

Taman Sung-ho

Aku berharap seseorang mau memelukku.
________________________________________

***






Larut malam, desahan pelan terdengar hingga ke kantor CEO.

"di bawah…"


Gravatar
Park Sung-ho hanya menatap ponselnya sampai dia menerima telepon dari Kim Yeo-ju, yang sudah tidak bisa dihubungi selama berjam-jam.

Meskipun dia tahu bahwa pesan-pesannya telah dibaca dan diabaikan, pasti ada puluhan pesan yang belum terbaca di ponsel Kim Yeo-ju.

Keesokan paginya, Kim Yeo-ju memeriksa ponselnya untuk melihat catatan waktu yang hilang. Dia telah berpesta dengan teman-temannya di sebuah klub malam sebelumnya tanpa sepengetahuan Park Sung-ho, dan pulang dalam keadaan mabuk larut malam. Dia sedang mabuk berat, tetapi melihat catatan waktu hilang Park Sung-ho membuat pikirannya jernih. Satu kata yang terlintas di benak Kim Yeo-ju adalah:"Ini kacau."


Meskipun mabuk dan kehilangan akal sehat, Kim Yeo-ju samar-samar merasakan bahwa Park Sung-ho sudah kesal karena mengabaikan panggilan telepon dan pesan singkat tersebut.


Todok.-

Kim Yeo-ju tidak percaya diri untuk menelepon Park Sung-ho, jadi dia mengiriminya pesan singkat yang mengatakan, "Dia langsung tertidur begitu sampai di rumah."

Dan begitu dikirim, angka 1 langsung menghilang. Apakah Park Sung-ho menunggu sepanjang malam agar Kim Yeo-ju menghubunginya? Kim Yeo-ju merinding melihat angka 1 menghilang dalam sekejap.

Entah bagaimana aku membuat rencana untuk bertemu di sebuah kafe dan pergi ke tempat pertemuan. Meninggalkan rumah Kim Yeo-ju, aku berusaha menenangkan pikiranku yang kacau sampai aku meneguk obat penghilang mabuk. Berusaha untuk tidak menunjukkan bahwa aku telah minum, aku memakai banyak riasan dan parfum lalu menuju ke kafe dengan penampilan sesadar mungkin.
.
.
.












***
Gravatar
Saat mereka mendekati tempat pertemuan, siluet Park Sung-ho mulai muncul dari jendela kafe. Duduk dengan dagu bertumpu pada tangan dan satu kaki disilangkan, itu jelas Park Sung-ho. Ekspresinya tampak lebih tenang dari biasanya, perasaan yang bahkan bisa dirasakan dari luar. Aura itu begitu mencekam dan menekan sehingga Kim Yeo-ju mungkin tidak bisa melangkah masuk ke kafe.


Ding.-
.
.
.




Gravatar
Begitu Kim Yeo-ju memasuki kafe, matanya bertemu dengan mata Park Sung-ho, yang menatapnya tajam dan bertanya, "Apakah kau di sini?" Dia sudah bisa melihat ekspresi kesal Park Sung-ho. Ekspresinya dingin, dan ucapan acuh tak acuh "Apakah kau di sini?" yang dilontarkannya seolah menghancurkan Kim Yeo-ju.

“Ceritakan padaku,” tanya Park Sung-ho, seolah menawarkan kesempatan padanya. Seolah-olah dia memintanya menjelaskan keberadaannya semalam dengan cara yang bisa dia mengerti, dan yang akan dia nilai nanti. Tapi Kim Yeo-ju tidak mau membuka mulutnya tanpa menyadarinya.

“Aku bilang aku tertidur setelah pulang kerja kemarin…~”

"…Oke?"

Kim Yeo-ju selalu mencari cara untuk menghindari tuduhan tersebut. Dia berpikir tidak ada gunanya memberi tahu Park Sung-ho bahwa dia diam-diam pergi ke klub. Namun, pandangan sempit Kim Yeo-ju juga terlihat dari kenyataan bahwa Park Sung-ho bukanlah tipe pria yang mudah dimanipulasi.


"Pukul 23:00 tepat, 000… 1:24, 000…"

Park Sung-ho menunduk melihat ponsel di satu tangannya dan membaca sesuatu seolah-olah sedang melafalkannya. Kim Yeo-ju tersentak. Dia tercengang mendengar Park Sung-ho menyebutkan nama-nama klub dan bar yang dia kunjungi malam sebelumnya, satu demi satu, secara berkala. Tiba-tiba terlintas di benaknya, "Bagaimana dia bisa tahu ini?" Baru setelah melihat lokasi ponselnya berkedip di layar peta aplikasi pelacak lokasi yang dipegang Park Sung-ho, dia mulai memikirkannya. "...Aku salah." Kim Yeo-ju segera menarik kembali ucapannya.


“Apakah kau harus terpojok seperti ini untuk bisa menilai situasi?” tanya Park Sung-ho, menahan amarah dingin yang mulai muncul. Kim Yeo-ju tak bisa berkata apa-apa. Ia tahu dirinya salah. Ia bahkan tak sanggup menatap wajah Park Sung-ho.


Ketukan.-



Gravatar
“Keluarlah, nanti aku selesaikan ini.” Park Sung-ho meraih dasinya, tampak tidak nyaman, lalu berdiri. Ia menyeret Kim Yeo-ju ke tempat parkir. Ia hendak memasukkannya ke dalam mobilnya dan pulang. Kim Yeo-ju, yang dengan patuh dipimpin oleh tangan Park Sung-ho, menyadari bahwa ia tidak akan bisa kembali ke rumahnya sendiri untuk sementara waktu.
.
.
.
.
.













***
Ah… aku berharap ada yang menulis sesuatu seperti ini…
Siapa yang ingin menjatuhkan Park Sung-ho, si pengontrol yang obsesif?

Saya tidak berbakat secara alami, jadi saya sangat ingin seseorang menuliskan sesuatu untuk saya.
Aku akan menunggu.

Gravatar
Tolong🙏🥺