tatapan darah

tatapan darah 1

Saat naik pesawat, Hana mulai merasa gugup. Setelah datang dari Inggris, dia tidak akan mengenal siapa pun. ORANG ASING. SEKOLAH BARU. Dia TIDAK suka perubahan. Dia merasa sangat rindu rumah. Dia memutar beberapa lagu dan mulai menulis lirik lagu - itu selalu menenangkannya. Meskipun dia merindukan ibunya, setidaknya dia akan bertemu neneknya (halmeoni). Dia bersemangat untuk menunjukkan semua makanan baru yang bisa dia masak. Tiba-tiba, pesawatnya mendarat. Perjalanan 18 jam itu berakhir!!!




Sudah di Korea, Junkook bermain piano di Oraksil (arcade). Dia selalu bermain piano di ruang kerjanya yang nyaman di ruang belakang. Dia punya piano di rumah tetapi lebih suka tidak menggunakannya - orang tuanya selalu bertengkar dan jika tidak, mereka melakukan hal-hal politik atau saling menghindari. Dia menghabiskan lebih banyak waktu di sini daripada di rumah. Tiba-tiba, Jiho datang. Ini adalah toko ayahnya dan dia seperti kakak laki-laki Junkook.
"Aku akan keluar dan menjaga benteng selagi aku pergi"



Setelah memeluk nenek tercintanya dengan gembira, nenek Hana ingin mengambil minuman sambil berjalan pulang. Hana melihat sebuah arena permainan yang mungkin memiliki mesin penjual otomatis, dia meminta neneknya untuk duduk sementara dia mengambil minuman.
" Halo"

photo
 

Seorang pria yang tampak seumuran dengannya menoleh. Pria ini (junkook) agak kesal, karena ia lebih suka bermain piano daripada menjawab orang Inggris ini—siapa lagi yang bisa berbahasa Inggris di Korea? Hana lupa bahwa ia sedang di Korea dan mengulanginya dalam bahasa Korea.
"annyeonghaseyo".
Junkook berbalik dan berkata dengan marah, "Aku bisa bicara bahasa Inggris, kau tahu, cara menghakimi begitu, berpikir bahwa aku buta huruf," dia bergumam dan bergumam, "Aneh."
Hana tidak menerima sikap apa pun dari SIAPAPUN! - "Maaf ya, tapi sekarang kamu bersikap kasar, jaga nada bicaramu, jangan panggil aku dengan sebutan-sebutan itu, kamu cuma kasir dengan upah minimum". Dia membanting uangnya di meja kasir, mengambil botol air dari kulkas, dan membanting pintunya saat keluar.

Bukan pertemuan pertama yang terbaik. Setidaknya begitulah.

Setelah pulang ke rumah Halmeoni. Adegan itu terus terngiang di kepala Hana—bagaimana mungkin seseorang bisa begitu temperamental dan kasar.....tapi dia punya selera mode yang bagus, sayang sekali sifat pemarahnya. Dia tampan. Dia bisa saja berteman dengan Hana.....

photo