Musim panas ketujuh belas

EP.01




-Di ambang pintu musim panas itu-






Pada hari pertama liburan musim panas, Yeoju meregangkan tubuh dengan wajah datar.



Aku hampir tidak membuka mata ketika mendengar bahwa tidak ada latihan, tetapi aku merasa aneh.


Suara-suara kakak-kakakku yang selalu bisa kudengar dari kamar sebelah, omelan sang pemimpin, sapaan pelan Jeonghan oppa… Hari ini, aku tak bisa mendengar apa pun.




“Setiap orang punya jadwalnya masing-masing…”




Anggota termuda Seventeen, Yeoju yang berusia tujuh belas tahun, mendapat libur hari ini.



Siswi kelas satu SMA yang masih terbiasa dengan seragam sekolah.


Seandainya aku orang biasa, aku pasti sudah berada di usia di mana aku harus mengkhawatirkan pekerjaan rumah liburanku, tetapi


Hari-harinya dipenuhi dengan latihan dan jadwal.




Namun hari ini,


Sudah sangat lama sejak saya punya waktu sendirian.


Ini adalah pertama kalinya saya ditinggal sendirian di tempat yang tenang,Tokoh utama wanita itu merasa anehnya bersemangat.


Mungkin itu alasannya.


Saya memutuskan untuk pergi ke perpustakaan lokal, yang biasanya tidak saya kunjungi.




Perpustakaan itu sunyi.



Aroma buku yang bercampur dengan udara dingin dari pendingin ruangan terasa familiar sekaligus asing.



Tokoh utama wanita berjalan menuju pojok puisi favoritnya.



Namun kemudian, siluet yang familiar muncul.


Topi hitam, punggung yang familiar.



Dan—tawa.




“…Jeonghan oppa?”



Dia menoleh ke belakang perlahan.


Ungkapan main-main yang sudah biasa kita dengar.


“Hah? Kenapa kau di sini?”


“Aku dapat liburan… Bagaimana denganmu, Oppa? Bukankah itu bagian dari jadwalmu?”


“Aku menyelinap keluar. Aku ingin pergi ke tempat yang tenang.”


Jeonghan sedang memegang sebuah buku di tangannya.



Sampulnya berwarna lavender, dan judulnya adalah ‘That Summer, the Moment We Shined.’



Tokoh utama wanita itu mendengus.



“Apakah kamu juga membaca buku seperti ini, Jeonghan?”



“Aku tidak membacanya, aku hanya mendengarkannya karena sampulnya cantik?”



Jeonghan tersenyum dan meletakkan buku itu kembali.



Pada saat itu, tokoh protagonis wanita merasakan sesuatu yang aneh.



Kemeja putih, rambut sedikit basah, mata terlihat di bawah topi.




‘Apa, kenapa… kamu terlihat seperti orang dewasa?’



“Kalau begitu… maukah kamu berjalan-jalan denganku?”



Jeonghan bertanya.




Tokoh utama wanita itu mengangguk alih-alih menjawab.



Pintu perpustakaan terbuka, dan sinar matahari menerobos masuk di antara keduanya.



Anginnya hangat, dan musim panas baru saja dimulai.