Menulis sebagai lirik lagu

10. Aespa - Savage

photo

Anda sudah familiar dengan hal itu.
Aku harus menyerah dan menanggungnya.
Mirip orang dewasa
Aku terkunci di dalam kaca.
Saya ingin bermain
Harapan yang mengerikan
Kurung aku dalam kerangka ilusi itu
Saya akan bermain Game di
Kalahkan dan sebarkan perselisihan dengan cerdik.
Dan dari ae saya
Singkirkan itu
Empat Trik Konversi
Kami pergi 광야로 Game in
Bawalah pedang cahayaku
Kepada kamu yang telah dirugikan
Pukulan yang tak peduli dengan keadaan.




_______________________





Sejak kecil, Jisoo hidup dalam kerangka yang ditetapkan oleh orang lain.
“Menyerahlah, kamu harus bertahan. Kamu harus dewasa.”

Kata-kata itu tak pernah hilang dari pikiranku.
Harapan orang tua, tatapan teman-teman,
Dan perilaku teladan yang dituntut oleh masyarakat.
Seolah-olah aku terperangkap dalam penjara kaca transparan,
Seberapa keras pun dia berusaha, Jisoo tidak bisa melarikan diri.

Namun jauh di lubuk hatiku
Selalu ada kerinduan lain yang terpendam.
Aku ingin bebas. Aku ingin bermain.
Aku ingin menempuh jalanku sendiri, tanpa terikat oleh harapan siapa pun.
Namun aku sudah terbiasa hidup sambil menekan kerinduan itu.
Saya belajar bagaimana berkompromi dan bagaimana bersabar.
Gagasan bahwa aku harus bersikap dewasa telah menjadi bagian dari diriku.

Lalu suatu hari, Jisoo jatuh ke dunia yang asing dalam mimpinya.
Ada hamparan lapangan yang luas, padang belantara yang tak berujung.
Itu berbeda dari kenyataan.

Tidak ada yang mengajarinya di sini,
Tidak mengurungnya dalam kotak.
Namun pada saat yang sama, alam liar itu kejam.
Pengawasan dan tekanan terus-menerus telah hilang,
Yang menggantikannya adalah pertarungan tanpa akhir.

"Di sinilah tempat yang ingin kamu tuju."
"Jika kau ingin bebas, kau harus selamat dari pertarungan ini."

Sebuah suara asing terngiang di telinganya.
Lalu tiba-tiba musuh-musuh muncul di hadapanku.
Mereka dengan cerdik menggoyangkan indeksnya,
Hal itu membingungkan pikirannya.

Di dalamnya, Jisoo merasa bingung dan takut,
Pada saat yang sama, sebuah kekuatan yang selama ini terpendam jauh di dalam hatiku mulai bangkit.
Melawan segala ilusi dan penindasan yang berusaha mengikatmu
Aku siap bertarung.

"Aku tidak akan hidup terkurung lagi."

Jisoo mengeluarkan pedang yang bersinar dari dalam.
Pedang itu melambangkan kemauan dan kebebasannya.
Aku mengayunkan pedangku melawan musuh-musuhku, yang menggunakan tipu daya dan perselisihan yang licik. Aku menembus jebakan dan ilusi mereka, maju ke depan.
Semua emosi yang telah lama ditekan di hati Jisoo.
Itu keluar deras seperti pukulan, seolah-olah sedang meledak.

Pada saat itu, dia menyadari.
Saya tidak akan lagi memenuhi harapan orang lain.
Bahwa aku tidak akan dibatasi oleh kerangka siapa pun.
Padang belantara inilah tempat di mana dia menemukan kembali hidupnya.

"Aku akan memulai pertempuranku sendiri di sini."

Kini, dia bukan sekadar "jisoo," dia adalah seorang pejuang yang menempa jalannya sendiri. Di padang belantara, dia menemukan cahayanya sendiri.
Cahaya itu siap menembus segalanya.