Yaksha (sedang hiatus)

Epilog














Epilog

















Seharusnya aku tidak serakah saat pertama kali bertemu Yuwon.
Tanpa mengharapkan kehidupan yang berbeda,
Seharusnya aku tidak menyia-nyiakan emosiku untuk hal sepele di siang bolong.



Jika memang demikian, anak ini akan seperti ini.Aku tidak akan matipagi.




.
.
.
.
.


photo


.
.
.
.
.




Anak yang melompat dari atap rumah sakit itu bernapas terengah-engah.
Aku terus terjatuh tanpa henti. Air mataku beterbangan tertiup angin, dan ujung jariku yang gemetar tak memiliki kekuatan lagi.
Rasanya seperti aku tidak bisa bernapas, dan aku bahkan tidak punya waktu untuk menderita karena sesak napas itu.




Pada saat itu, anak tersebut memikirkan seseorang dengan segenap kekuatannya.
Aku menegurnya.




"...tuan..."




Seseorang di kejauhan memanggil suara kecil anak itu, yang identitasnya tidak diketahui.
Dia menjawab dengan kepala terangkat dari tempat duduknya dan mengerutkan kening,



.
.
.

"Tolong selamatkan aku..."




Terkejut mendengar kata-kata itu, dia berteleportasi ke atap rumah sakit tanpa menjawab.
Aku segera bertatap muka dengan anak yang terjatuh itu.




"Yuwon..."




Saat mata anak itu bertemu dengan matanya, ujung jarinya berhenti gemetar seolah-olah dia telah menemukan kedamaian di lubuk hatinya, dan ekspresi ketakutannya langsung berubah menjadi senyuman.

Seolah masih ada harapan bahwa aku bisa hidup, aku melihat wajah yang sedang sekarat.
Mata anak itu mulai bersinar penuh kehidupan.



Berlari dan terjatuh tanpa memanggil nama anak itu sekalipun.
Dia mengertakkan giginya dan mulai terbang turun dengan sangat cepat, sambil merentangkan sayap hitamnya.





Saat ia mendekati anak itu, ia mengulurkan tangan dan menyentuh pinggang anak tersebut.
Raih, tangkap di udara, dan cepat bawa ke dalam pelukanmu.
Aku menariknya. Dan pada saat yang sama

Napas anak yang tersengal-sengal itu menjadi tenang.




"......"




Ia perlahan berhenti mengepakkan sayapnya dan mencapai tanah, menggendong anak itu di lengannya. Ia sudah menyadari keheningan saat menangkap anak itu di udara.

Air mata dingin jatuh dari wajah anak yang tersenyum.
Proses membasahi pakaian sendiri terasa kejam.



Anak itu tidak bisa berbicara, bergerak, atau menunjukkan ekspresi apa pun. Ia hanya memeluknya tanpa daya.
Tidak ditemukan pergerakan sekecil apa pun.




Dia terengah-engah dan berkeringat deras,
Dan menangis histeris
Dia memeluk anak itu erat-erat, sangat erat, dan berkata,




.
.
.
.
.


"...Aku akan menyelamatkanmu, aku akan menyelamatkanmu meskipun aku harus mati."





Di matanya, ada kebebasan, kekosongan, dan penyesalan.
Meskipun sempat menerjang seperti gelombang pasang, kini mulai kembali dipenuhi kehidupan. Ekspresinya seolah menunjukkan tekad yang mendalam. Ia berbicara pelan, hampir bergumam.










.
.
.
.
.


photo

" Ya Tuhan, yaksha dunia ini.
Saya meminta "pengembalian".
























@Karya baru.

@#Regresi #Fantasi #Romantis #Yaksha #Penyelamat #SiswiSekolah
#Tuhan #Takdir #Kematian #Hukuman #Dosa #Reinkarnasi
#SonTing #Langganan #Rating #Cheer